Kamis, 25 April 2013

4 cara pemisahan protein


4  Cara Pemisahan Protein:
a. Dialisis
Protein dapat dipisahkan dari senyawa dengan berat molekul rendah yang ada di dalam ekstrak sel atau jaringan dengan proses dialisis. Molekul besar seperti protein ditahan di dalam kantong terbuat dari senyawa berpori amat halus, seperti selopan. Jadi, jika kantong yang mengandung ekstrak sel atau jaringan dimasukkan ke dalam air, molekul kecil di dalam ekstrak jaringan, seperti garam, akan melalui pori-pori, tetapi protein dengan berat molekul tinggi akan tertahan di dalam kantong (Lehninger, 1982). 

Dialysis.jpg

b. Elektroforesis
Protein dapat juga dipisahkan satu dari yang lain oleh elektroforesis berdasarkan tanda dan jumlah muatan listrik pada gugus R dan gugus termal asam amino dan terminal karboksil yang bermuatan. Seperti peptida sederhana, rantai polipeptida protein mempunyai titik isoelektrik yang khas, yang akan mencerminkan jumlah relatif gugus R asam dan basa Kecepatan migrasi protein dalam medan listrik tergantung pada kekuatan medan listrik, muatan protein, dan koefisian pergesekan.
 

a.       Kromatografi Pertukaran ion
Kromatografi pertukaran ion merupakan metoda paling banyak yang di pergunakan untuk memisahkan, mengidentifikasi, dan menghitung jumlah tiap-tiap asam amino di dalam suatu campuran. Metode ini juga memanfaatkan perbedaan dalam tingkah laku asam-basa dari asam amino, tetapi terdapat factor tambahan yang menyebabkan prosedur ini efektif. Kolom kromatografi terdiri ari tabung panjang yang diisi oleh granula resin sintetik yang mengandung gugus bermuatan tetap. Resin dengan gugus anion tersebut disebut resin penukar kation, resin dengan gugus kation disebut gugus penukar anion. Dalam bentuk kromatografi penukar ion yang paling sederhana, asam amino dapat dipisahkan pada kolom resin penukar kation. Dalam hal ini gugus anionnya terikat.
ion-exchanger4.jpg
A.     Filtrasi gel
Merupakan pemisahan protein berdasarkan ukuran. Perangkaian otomatis memanfaatkan sejumlah kecil peptida yang berukuran besar(30 sampai 100 residu). Walaupun demikian, banyak polipeptida berbobot molekul tinggi yang telah mengalami denaturasi mengkin tidak bisa larut karena selama denaturasi terpapar pada residu hidrofobik yang sebelumnya masih terpendam. Meskipun ketidak larutan dapat diatasi dengan pemberian urea, alcohol, asam atau basa organic, keadaan ini membatasi penggunaan selanjutnya teknik pertukaran ion untuk permurnian peptida. Namun, filtrasi gel terhadap peptida hidrofobik yang besar dapat dilakukan dalam asam asetat atau asam format 1-4 molar.
gel-filtrasi4.jpg


Daftar Pustaka:
Lehninger AL. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid II. Thenawidjaja M, penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari:  Principles of  Biochemistry
Mayes PA.1990. Biokimia Harper. Edisi 22. Penerjemah: Dharmawan I. Jakarrta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Sumber gambar:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar